Jaga Keseimbangan Ekosistem, Pemdes Pangkahkulon Tanam 5.000 Bibit Mangrove

Penanaman 5.000 bibit mangrove oleh Pemerintah Desa Pangkahkulon di Pulau Cisiu, Senin (31/7/2023).
Penanaman 5.000 bibit mangrove oleh Pemerintah Desa Pangkahkulon di Pulau Cisiu, Senin (31/7/2023).

Gresik – Guna memperingati hari mangrove sedunia, pemerintah desa (Pemdes) Pangkahkulon, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik menanam ribuan bibit mangrove di Pulau Cisiu yang berlokasi di tepi laut bagian utara desa setempat.

Sebanyak 5.000 bibit mangrove yang ditanam Senin (31/7/2023) ini diharapkan dapat memperindah Pulau Cisiu yang bakal dijadikan wisata alam di Desa Pangkahkulon. Selain itu, penanam mangrove juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Kepala Desa Pangkahkulon Ahmad Fauron mengatakan, penanaman mangrove ini bagian dari upaya menjaga kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem. Terlebih lagi, Ujungpangkah ini sudah ditetapkan sebagai wilayah kawasan ekosistem esensial (KEE).

“Perlu diketahui bahwa Ujungpangkah ini merupakan satu dari empat daerah di Jawa Timur yang ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) oleh Gubernur Jawa Timur pada tahun 2020,” ungkap Fauron, Senin (31/7/2023).

Fauron menyebut, di Pulau Cisiu yang dijadikan lokasi penanaman mangrove ini akan dibikin wisata alam dengan konsep aneka ragam hayati. Bahkan di pulau ini juga terdapat konservasi burung bagau dengan pengawasan dari pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

“Selain menjaga keseimbangan ekosistem, penanaman mangrove ini juga bertujuan untuk menyumbang produksi oksigen. Dan insyaallah dalam waktu dekat kami akan meresmikan wisata alam Pulau Cisiu,” paparnya.

Advertisements

Diketahui nama Cisiu diambil dari dua kosa kata yakni Ci yang berasal dari kata Cai yang artinya air atau perairan dan Siu yang berarti Suci. Adapula yang menyebut bahwa Cisiu ini merupakan cikal bakal nama Ujungpangkah dahulu kala.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perikanan Gresik Moh Nadlelah mengatakan, penanaman mangrove ini sangat bermanfaat untuk menanggulangi abrasi tepi laut dan banjir rob. Hal ini sebagai upaya menangkal efek pemanasan global.

“Mudah-mudahan dengan adanya penanaman bibit mangrove ini bisa memperluas wilayah kelestarian ikan. Para nelayan bisa mendapatkan lebih banyak hasil tangkapan dan tambak di wilayah sekitar tidak terkena abrasi maupun banjir rob,” kata Nadlelah.

Camat Ujungpangkah Sofyan Hadi menambahkan, usai penanaman mangrove ini pihaknya berharap Pemdes Pangkahkulon segera meresmikan wisata alam Pulau Cisiu. Sebab, dengan adanya wisata alam tersebut akan menjadikan BUMDes dan Pokmaswas semakin berkembang.

“Sebelumnya saya sudah meninjau lokasi penanaman mangrove ini. Sudah saya ambil gambar di beberapa sudut lalu saya kirimkan ke Pak Bupati. Ternyata Pak Bupati sangat kagum dan kalau wisatanya nanti diresmikan Pak Bupati akan hadir,” ungkap Sofyan Hadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *