Jaga Tradisi dan Wujud Rasa Syukur, Pemerintah Desa Cagak Agung Cerme Adakan Sedekah Bumi

Sholawatan dalam rangka peringati sedekah bumi Desa Cagak Agung Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jumat malam (18/08/2023).
Sholawatan dalam rangka peringati sedekah bumi Desa Cagak Agung Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jumat malam (18/08/2023).

Gresik –  Demi menghormati dan menghargai jasa para leluhur, budaya serta tradisi, Pemerintah Desa (Pemdes) Cagak Agung Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik menggelar sedekah bumi dan tasyakuran. Kegiatan sedekah bumi diisi dengan bersholawat, tasyakuran, pagelaran wayang kulit dan campur sari.

Sedekah bumi merupakan budaya dan tradisi Desa yang dilakukan setiap tahun untuk menghormati para leluhur serta menjaga tadisi turun temurun. Makna sedekah bumi merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat yang berikan oleh Allah SWT sehingga desa menjadi aman, makmur serta sejahtera serta hasil panen yang melimpah.

Rangkaian acara Sedekah Bumi diawali dengan mengundang habib Fahmi bin Thohir Al Habsyi dari Malang untuk memimpin dan mengumandangkan sholawat nabi Muhammad SAW. Kegiatan itu dilakukan pada Jumat malam (18/08/2023).

Dihadiri ratusan warga dan syekher mania, “Cagak Agung Bersholawat” berlansung meriah. Seluruh warga mengumandangkan Sholawat Nabi diiringi hadrah syekher mania dari kecamatan Cerme.

Selanjutnya pada Sabtu pagi, ratusan warga mendatangi balai desa dengan membawa beragam makanan serta jajanan. Pada acara itu, dilakukan doa bersama dan istigosah. Setelah doa selesai, para warga saling menukarkan makakan dan jajanan. Hal tersebut sebagai simbol keakraban dan saling menghormati sesama warga.

Kades Cagak Agung, Sapa’at mengatakan bahwa sedekah bumi dilakukan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur atas rahmat, rikzi dan karunia yang diberikan oleh Alllah sehingga Desa Cagak Agung menjadi desa yang aman, tentram dan sejahtera.

Advertisements

“Tradisi sedekah bumi sudah ada sejak zaman leluhur. Untuk itu, kami akan menjaga tradisi tersebut dengan harapan agar tradisi itu tidak punah. Tidak hanya itu, sedekah bumi juga bagian dari cara Pemdes untuk bersilaurrahmi dengan warga,” jelas Sapa’at yang menjabat Ketua AKD Kecamatan.

Masih menurutnya, disamping melakukan kegiatan sholawat dan pagelaran wayang kulit. Juga dilakukan ritual “ngeremo” ditempat sumur tua yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

“Ada 6 sumber sumur yang tidak habis meskipun dipakai untuk seluruh masyarakat Cagak Agung. Sumur itu sudah ada sejak jaman belanda dan sampai saat ini terawat dengan baik,” ujarnya.

Ditambahkan kades yang hobby bermain bola, keberadaan sumur itu saat ini menjadi sumber pendapatan Bumdes. Dimana dari sumber itu, Bumdes bisa membangun HIPPAM yang disalurkan ke rumah warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *