Peringati HSN 2023, Ribuan Santri di Gresik Ikuti Pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah

Agenda pembacaan shalawat nariyah tersebut digelar sesuai arahan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN)
Agenda pembacaan shalawat nariyah tersebut digelar sesuai arahan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN)

Gresik – Ribuan santri dari sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Gresik turut berpartisipasi dalam pembacaan 1 miliar shalawat nariyah. Mereka melantunkan shalawat nariyah secara serentak di pesantren masing-masing.

Agenda pembacaan shalawat nariyah tersebut digelar sesuai arahan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober.

Para santri tampak khidmat dan khusyuk melantunkan shalawat nariyah yang digelar secara hybrid bersama santri dan warga NU se-Indonesia. Beberapa pesantren di Gresik yang mengikuti agenda ini, diantaranya Ponpes Qomaruddin Bungah, PPTQ Al Munawwaroh Bungah, Ponpes Al Furqon Driyorejo, Ponpes Alilliyin, Ponpes Zainal Abidin Bungah, dan Ponpes Darul Ihsan Menganti.

Ketua Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Gresik Ahmad Mufissalam mengatakan, pembacaan 1 miliar shalawat nariyah ini menjadi rangkaian agenda Hari Santri 2023 dengan tema ‘Jihad Santri Jayakan Negeri’.

“Pembacaan 1 miliar shalawat nariyah ini merupakan rangkaian Hari Santri 2023. Dimana santri-santri dari sejumlah pondok pesantren di Gresik juga turut berpartisipasi, dan mereka begitu khidmat dan khusyuk mengikuti agenda ini,” kata Gus Salam, sapaan akrab Ahmad Mufissalam.

Gus Salam menjelaskan, Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober, ditetapkan sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada para muassis dan santri yang telah turut berjuang mengorbankan jiwa dan raga untuk kemerdekaan Indonesia.

Advertisements

“Maka kita patut bersyukur, terutama santri-santri, karena para muassis dan santri-santri dahulu punya peran besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang biasa dikenal dengan Pertempuran 10 November 1945,” terangnya.

Selain sebagai wujud syukur, kata Gus Salam, pembacaan shalawat nariyah juga menjadi momentum para santri dan seluruh warga nahdliyin mendoakan saudara-saudara sesama Muslim di seluruh dunia.

“Semoga dengan pembacaan shalawat nariyah ini, saudara-saudara sesama Muslim di dunia diberikan keberkahan dan kedamaian,” pintanya.

Sementara itu, salah satu pengurus Ponpes Zainal Abidin Bungah Moh. Rifqi Miladi Ramadhani mengungkapkan rasa syukur dan senang bisa mengikuti agenda pembacaan shalawat nariyah secara hybrid bersama para santri dan warga NU se-Indonesia.

“Senang sekali, semoga dengan pembacaan shalawat nariyah ini, umat muslim di dunia diberikan kedamaian dan kemakmuran. Dan para santri sebagai generasi penerus senantiasa diberikan spirit menimba ilmu di pondok pesantren,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *